Senin, 23 Januari 2012

PEMASANGAN KABEL UNDERGROUND ALUMINIUM UNTUK MENCEGAH TINDAKAN PENCURIAN KABEL


1. LATAR BELAKANG
Kabel underground 6600 Volt sebagai fasilitas listrik untuk memenuhi kebutuhan operasi sumur-sumur produksi field Prabumulih adalah type N2XSEFGbY 3 X 50 MM² (Jenis Tembaga), kabel ini sangat rawan pencurian dan perusakan oleh pihak luar. Memang kondisi sumur-sumur produksi Field Prabumulih dilokasi cukup luas dan berada di area hutan dan perkebunan masyarakat sehingga sulit dikontrol oleh pihak Pertamina.
Oleh Karena alasan seringnya terjadi pencurian dan perusakan kabel tegangan menengah 6600 Volt tersebut, maka dicari alternatif pengganti yang kurang ekonomis bagi pihak luar, namun sangat ekonomis bagi Pertamina, maka muncullah ide untuk mengganti kabel dengan jenis Aluminium type NA2XSEFGbY 3 X70 MM²  6/10 KV.


2. Pemasangan

Ø      PEMASANGAN JALUR DARI ST 01 T. TIGA KE ST 02 T. TIGA.
         Adapun tahapan pemasangan jalur adalah sebagai berikut:
1.   Pengukuran panjang Jalur, diperoleh ± 1800 Meter.
2.   Penggalian parit kabel sepanjang 1800 Meter, dengan lebar parit 25 cm dan dalam 80 cm.
3.   Gelar kabel Aluminium type NA2XSEFGBY 3 X 70  MM²  6/10 KV sepanjang 1800 Meter kedalam parit kabel.
4.   Memasukkan pasir kedalam parit kabel sebanyak 0,025 M³ per meter.
5.   Melakukan penyambungan ( Joint) dititik 500 Meter dengan Jointing  kit type 92-A41-X-IN 6,6 KV sebanyak 3 kit
6.   Memasang batu bata diatas kabel yang sudah digelar.
7.   Mengurug / menimbun kembali parit kabel.
8.   Memberi patok kabel pada parit.
9.   Melakukan terminasi pada pada sisi pangkal dan ujung kabel dengan Termination Raychem type ITKU 16/50 7,2 K V
10. Melakukan koneksi pada  oil switcgear di ST 01 Tj. Tiga dan koneksi kabel ke Trafo di ST 02 Tj Tiga .
11. Pembuatan Pagar Trafo ST 02 Tanjung Tiga


3. Biaya Pemasangan

            1. Biaya Galian Parit Kabel                            Rp.    37.280.000,-
            2. Biaya Kabel 1800 Meter                             Rp.  316.900.000,-     
            3. Biaya Jointing kit 3 unit                              Rp.      4.485.000,-
            4. Biaya Pembuatan Pagar Trafo                    Rp.    18.826.901,-
               Total Biaya                                        Rp.  377.491.901,-



 Proses Penanaman Kabel


 Proses Jointing Kabel (Penyambungan)


 Station Trafo 02 Tanjung Tiga 


4. PERBANDINGAN TINGKAT PENCURIAN DAN PERUSAKAN KABEL
    UNDERGROUND

 
 
Grafik Perbandingan Pencurian dan Perusakan Kabel Underground 6,6 kv antara jalur lain yang masih menggunakan jenis Tembaga dan jalur ST 02 Tj. Tiga yang menggunakan jenis Aluminium.


Pemasangan line underground 6600 Volt untuk jalur ST 02 Tanjung Tiga yang dahulu  (dibawah tahun 2007) menggunakan kabel tembaga (N2XSEFGbY) sangat tidak aman terbukti kabel sepanjang 1800 meter habis akibat pencurian, dibanding dengan pemasangan  menggunakan kabel Aluminium (NA2XSEFGbY) sejak dipasang pada bulan April 2011 hingga hingga September 2011 relatif aman dari tindakan pencurian dan perusakan sperti yang ditunjukkan pada grafik diatas.



5. Kondisi Penggunaan Kabel underground Jenis Tembaga

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 tingkat tindakan pencurian dan perusakan kabel masih cukup tinggi, namun demikian tindakan tersebut masih terjadi terhadap material kabel dengan jenis tembaga. Dengan kondisi ini menunjukkan bahwa gangguan kabel underground 6600 volt akan masih tetap terjadi pada jalur – jalur underground dengan kabel jenis Tembaga.


6. Kondisi Penggunaan Kabel UNDERGROUND JENIS Aluminium 
    pada jalur ST 02 T. Tiga

Setelah pemasangan kabel underground 6600 Volt jenis Aluminium pada jalur ST 02 Tanjung Tiga dimana sebagai fasilitas listrik sumur TTB 20 sejak pemasangan pada bulan April 2011 hingga September 2011, dari grafik diatas jalur kabel undergorund 6600 Volt ST 02 Tanjung Tiga relatif aman karena belum pernah terjadi gangguan khususnya gangguan tindakan pencurian dan perusakan meski tindakan pencurian dan perusakan kabel masih tetap berlangsung pada lokasi-lokasi lain yang masih menggunakan kabel jenis tembaga.


7. Perbandingan Keekonomian

·         Perhitungan menggunakan kabel tembga
                  Jumlah  = Rp 390.000,- x 1800 = Rp 702.000.000,-
·         Perhitungan  menggunakan kabel Aluminium
                  Jumlah  = Rp 176.000,- x 1800 = Rp 316.800.000,-
·         Keuntungan yang diperoleh :
                  Rp 702.000.000 – Rp 316.800.000 = Rp 385.200.000,-


No.
Jenis Material
Harga Permeter
Total Biaya
1
Kabel Tembaga
Rp. 390.000,-
Rp. 702.000.000,-
2
Kabel Aluminium
Rp. 176.000,-
Rp. 316.800.000,-
Selisih Biaya Material
Rp. 214.000,-
Rp. 385.200.000,-

Tabel 7.1  Perbandingan keekonomian antara kabel Tembaga dan Aluminium



8. Manfaat Yang Diperoleh Ditinjau Dari Sisi  Q, C, S, D, M

  • Quality: penggunaan kabel Aluminium dapat mencegah pencurian dan perusakan sehingga kabel tidak banyak sambungan (kualitas kabel lebih baik karena sambungan pada kabel sedikit).
  • Cost : dengan menggunakan kabel Aluminium, dapat menghemat biaya sekitar Rp 385.200.000 ,-
  • Safety : karena penggunaan kabel Aluminium tidak ganggu oleh masyarakat sekitar sehingga ancaman tersengat listrik terhadap masyarakat sekitar sangat kecil.
  • Dilivery : waktu tidak terbuang percuma untuk perbaikan kabel akibat gangguan pencurian dan perusakan
  • Morale :  karena kuranganya gangguan pencurian dan perusakan kabel pekerja menjadi lebih tenang dan dapat menggunaakan waktu untuk pekerjaan lain.


9. STANDARDISASI PENGOPERASIAN

1.   Check jalur kabel underground yang sudah dipasang, apakah semua jalur sudah terpasang batu bata dan ditimbun / diurug.
2.   Memastikan sambungan sudah dilakukan dengan baik sesuai prosedur.
3.   Memastikan dua sisi ujung kabel sudah di terminasi dengan baik sesuai dengan prosedur.
4.    Melakukan pengukuran tahanan isolasi kabel dengan megger diperoleh 20 Giga Ohm (minimum 10 Mega Ohm).
5.   Melakukan pengukuran tahanan isolasi trafo diperoleh 8 Giga Ohm (minimum 10 Mega Ohm).
6.   Melakukan pengukuran tahanan isolasi OCB diperoleh 5 Giga Ohm (minimum 10 Mega Ohm).
7.      Check koneksi kabel di trafo dan di OCB.
8.      Check fisik trafo dan OCB (kondisi baik)
9.    Pengoperasian kabel dengan tegangan 6,6 kv dan trafo pada tegangan input 6,6 kv dan output 440 volt, kondisi baik.
10.  Selesai.


10. STANDARDISASI  HASIL

  1. Hasil monitoring selama lima bulan sejak dilakukan pemasangan, kabel underground 6600 volt jenis Aluminium relatif aman, ini terbukti dengan tidak pernah terjadi gangguan terutama pada gangguan tindakan pencurian dan perusakan pada jalur  ST 02 Tanjung Tiga .
  1. Sisi biaya, dilihat dari Tabel 7.1 tampak sekali nilai perbedaan keekonomian sangat signifikan antara kabel Tembaga dan kabel Aluminium, dengan selisih biaya mencapai Rp. 214.000,- per meter atau 121,6% lebih hemat dari kabel Tembaga (harga material berdasarkan Last PO 2010).
  1. Sisi operasional, jika di rata-rata maka kejadian tindakan pencurian dan perusakan ada 4 kejadian dalam satu bulan, sehingga tentunya ini akan merugikan dari sisi produksi dan sisi material listrik. Dari sisi produksi jika diasumsikan sumur shutdown selama 12 jam per kejadian, dimana produksi sumur TTB 20 adalah 80 BBLS per day sehingga total kerugian produksi adalah 160 BBLS perbulan atau setara dengan US$ 13600,- atau Rp 115.600.000,- perbulan (asumsi US$ 85  Per Barel, US$ 1 = Rp 8500,-). Dari sisi kerugian material listrik untuk rata-rata kerugian per kejadian adalah Rp 15.206.967,- sehingga total kerugian perbulan adalah Rp 60.827.868,- Dengan demikian pemasangan kabel underground 6600 Volt jenis Aluminium untuk jalur ST 02 Tanjung Tiga dapat menghemat biaya sebesar Rp 882.139.340,- dalam kurun waktu 5 bulan.